Penelitian sepuluh tahun terakhir atau lebih telah menunjukkan bahwa semakin banyak seseorang mengonsumsi Ultra-processed Food (UPF), maka semakin tinggi kemungkinan mereka mengalami gangguan kecemasan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara makan UPF dan peningkatan risiko penurunan kognitif.

Apa yang perlu diwaspadai terhadap Ultra-processed Food ini dan bagaimana Anda bisa menghindari gangguan mental dengan menjaga makanan Anda?

Apa saja yang termasuk dalam Ultra-processed Food / makanan olahan?

Berdasarkan artikel yang di publikasi oleh Hardvard Health Publishing, Makanan yang tidak diproses atau diproses secara minimal adalah makanan utuh yang vitamin dan nutrisinya masih utuh atau masih dalam keadaan alami. Makanan ini seminimal mungkin diubah apabila ada bagian yang tidak dapat dimakan dengan cara di keringkan, diambil bagian tertentu, dan dibekukan jika ingin disimpan lebih lama. Contoh dari makanan yang tidak diproses atau diproses minimal adalah wortel, melon, kacang mentah, buah-buahan.

Dengan diprosesnya suatu makanan, akan mengubah makanan tersebut dari keadaan alaminya. Pada dasarnya, makanan olahan dibuat dengan menambahkan garam, minyak, gula, atau zat lainnya. Contohnya adalah buah-buahan dalam sirup, dan roti yang baru dibuat. Sebagian besar makanan olahan memiliki dua atau tiga bahan.

Makanan yang diolah secara lebih / Ultra-processed Food kebanyakan dibuat dari zat ekstrasi dari makanan seperti lemak, pati, gula tambahan dan lemak terhidrogenasi. Mereka juga biasanya ditambahkan aditif seperti pewarna dan rasa buatan. Contoh makanan yang diolah lebih adalah makanan beku, daging kalengan, minuman ringan, fast food, makanan ringan dan lain sebagainya.

 

www.diabetesaustralia.com.au

Efek apa yang di timbulkan dari makanan ini terhadap kesehatan mental kita?

Beberapa penelitian baru-baru ini telah berhasil menunjukan sebuah korelasi antara makanan yang sudah diolah dengan suasana hati yang rendah. Dalam sebuah studi yang di publikasi tahun 2022, sekitar 10.000 orang dewasa di Amerika mengatakan semakin banyak Ultra-processed Food yang mereka makan, semakin besar kemungkinan mereka mengalami depresi atau merasa cemas.
“Ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah hari-hari dimana mereka merasa sedang tidak sehat mental bagi yang mengonsumsi 60 persen atau lebih kalori dari UPF,” kata Dr. Hecht, penulis studi tersebut. Beliau juga menambahkan bahwa ini mungkin masih belum bukti sebab-akibat, namun terlihat jelas bahwa ada hubungan diantara kedua ini .

Penelitian baru lainya juga mengungkapkan bahwa ada korelasi antara jumlah konsumsi UPF dan menurunya kemampuan kognitif. Studi yang di publikasi tahun 2022 ini mengikut sertakan 11,000 orang dewasa berkebangsaan brazil selama satu dekade dan menemukan bahwa ada hubungan antara jumlah mengonsumsi UPF dengan penurunan fungsi kognitif manusia (kemampuan manusia untuk mempelajari hal baru, mengingat, pemikiran dan memecahkan masalah). Menurut Natalia Gomes, salah satu profesor di Universitas São Paulo Medical School dan pemimpin studi ini, tentu manusia akan mengalami penurunan fungsi kognitifnya seiring berjalannya usia, namun terjadi percepatan 28 % terhadap mereka yang mendapatkan kalorinya dari makanan yang diproses lebih.

Mengapa makanan ultraproses memiliki efek seperti ini?

Merujuk pada apa yang dikatakan Melissa Lane, seorang peneliti di Food & Mood Center di Deakin University di Australia, belum dapat dipastikan alasannya apa namun ada beberapa petunjuk yang bisa menjawab sementara ini.

Ada banyak peneliti yang mengatakan ini adalah dampak dari usus yang tidak sehat dimana akan memberikan efek kepada otak manusia. Usus tidak sehat ini dikorelasikan dengan diet UPF yang dimana lebih cenderung kurang serat. Serat itu memiliki peran penting dalam fungsi otak manusia, kata Wolfgang Marx, Presiden International Society for Nutritional Psychiatry Research. “kita paham bahwa mereka yang depresi dan memiliki ganguan mental lainnya memiliki bakteri yang kurang beragam di ususnya.”

Oleh karena itu, menjaga pola makan yang sehat dengan menghindari makanan olahan dan memilih makanan yang lebih alami dan segar dapat membantu untuk menjaga kesehatan mental dan fisik kita.

Referensi

  • https://www.nytimes.com/2023/05/04/well/eat/ultraprocessed-food-mental-health.html
  • https://www.health.harvard.edu/blog/what-are-ultra-processed-foods-and-are-they-bad-for-our-health-2020010918605
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35899785/
  • https://www.yesdok.com/id/article/sering-konsumsi-makanan-ultra-olahan-bisa-menyebabkan-masalah-kesehatan-mental/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5641835/